Langit Jakarta biru pucat.
Juga sapi nomor lima-lima yang mengiba ditinggal idul adha.
Membuat terompet seakan mendengar dan menyumbangkan simpatinya.
Kata sapi,
Hey terompet ini baru senja,
Kata terompet,
Tidak apa-apa, hanya ini yang saya bisa.
Langit Jakarta biru pucat.
Dilengkapi garis putih horizontal melayang menembus gedung dan bis-bis kota.
Dan lampu-kuning di pinggiran jalan membuat orang berpacaran semakin temaram.
Membuat pengendara roda dua melantunkan kendaraannya sambil berdiri, bertumpu hanya pada dua kakinya.
Sampai tibanya di terowongan Cawang menantang, merokok berbaring sendirian.
Bapak mengiba,
Saya hanyalah penjaga tol dalam kota yang kesepian.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment